Muhammad bin Musa Al Khawarizmi
Muhammad
Bin Musa Al Khawarizmi adalah penemu ilmu aljabar, ilmuwan, dan tokoh ilmu
pasti yang paling besar di dunia Islam. Dia juga ahli astronomi dan geografi
yang sangat ulung.
Para
ilmuwan Eropa mengenal namanya Algorismus. Dari namanya, diambil istilah
algorism (logaritma). Dialah yang mempersiapkan ringkasan sebagian jadwal
astronomi India kepada khalifah al-Ma’mun, yang dikenal dengan nama
“Sind-Hind”, diambil dari bahasa sansekerta Sidhanta. Dia juga menulis sebuah
buku yang memuat tempat-tempat yang dihuni di Bumi dengan merujuk kepada buku
Ptolomeus dalam bidang geografi.
Hingga
abad ketiga belas, Eropa Barat masih memakai angka Romawi yang tidak begitu
dikenal, bahkan makin menambah susah dalam operasional ilmu hitung, dan
memperlambat teori ilmu pasti. Kemudian ilmuwan Eropa mulai menggunakan
angka-angka Arab yang dipergunakan oleh al-Khawarizmi. Itu berkat jasa ilmuwan
Italia Leonrdo Febonatchi pada tahun 1202 M, yang menjelaskan bagaimana tanda
puluhan dapat menyederhanakan operasional hitungan dan memperluas jangkauannya.
Pada
saat itu pula, orang Prancis mulai memakai angka tersebut dalam praktik
hitungan mereka. Dengan dimulainya penggunaan angka tersebut, ada beberapa kata
Arab yang mamsuki bahasa Eropa. Bahasa Prancis untuk kata “Chiffre” dan bahasa
Jerman untuk kata “Ziffer”, serta bahasa Inggris “Chiper” dan juga bahasa
Prancis dan Inggris untuk kata “Zero” semuanya berasal dari kata “Shifr” dalam
bahasa Arab, yang artinya nol. Kata ini dipakai untuk menjelaskan kekosongan
pada tingkat hitungan tertentu: satuan, puluhan, ratusan dan sebagainya.
Bilangan nol ditulis bulat dan di dalamnya kosong.
dalam
bidang aljabar, belum pernah ada metode yang bagus kecuali setelah
al-Khawarizmi menulis bukunya yang berjudul al-Mukhtashar fi Hisab al-Jabr
wa al-Muqabalah. Uraian dan perkalian merupakan operasi bagi semua masalah
ilmu pasti yang terangkum dalam enam persamaan.
1.
AB2 = CB
2.
AB2 = D
3.
AB = D
4.
AB2 + BC = D
5.
AB + D = BC
6.
BC + D = AB2
Yang
lebih ekstrem lagi ialah keterpengaruhan bahasa Spanyol oleh bahasa Arab. Dalam
bahasa Spanyol, dua kata bahasa Arab, al-jabr dan al-kasr betul-betul
digunakan persis seperti penggunaan dalam bahasa Arab; baik untuk pecahan dalam
hitungan maupun untuk pecahan dalam benda, seperti pecahnya tulang dan
lain-lain.
sumber:
Tokoh-Tokoh Sejarah Islam
Isaac Barrow
Isaac
Barrow, dilahirkan di London, Inggris, pada Oktober 1630. Ibunya meninggal
ketika ia merusia empat tahun. Ayahnya menitipkannya pada neneknya. Namun
demikian, ayahnya dari awal sudah merencanakan agar Isaac menjadi orang pandai
di kelak kemudian hari. Karena itu, ayahnya bersedia membayar SPP dua kali
lipat ke sekolah dengan harapan agar gurunya memberi banyak perhatian kepada
Isaac.
Di
sekolah Isaac belajar bahasa Yunani, Latin, Hibrani dan logika. Perkembangan
selanjutnya, Isaac tampak cemerlang dalam semua mata pelajaran. Pada suatu
waktu, ayahnya jatuh pailit dan tidak mampu membiayai sekolah Isaac. Melihat
kemampuan ia, kepala sekolahnya mengangkat Isaac sebagai tutor bagi
kawan-kawannya. Dari honorarium sebagai tutor kawan-kawannya ini ia dapat
melanjutkan studinya, Selain kepala sekolah, yang membantu biaya pendidikan
Isaac Barrow adalah pamannya, abangnya, bahkan salah seorang teman sekolah
dengan cara bergiliran.
Profesor
Duport di Universitas Cambrigde juga membantu Isaac Barrow dengan cara menjadi
guru lesnya tanpa meminta imbalan. Di bawah asuhan Profesor ini, Isaac Barrow
mempelajari bahasa Yunani, Latin, Hibrani, Spanyol, Italia, sastra, geografi
dan teologi. Ia juga belajar matematika dan optika, di universitas Cambrigde.
Namun, ia baru secara intensif mempelajari matematika setelah ia lulus sarjana
serta menjadi dosen tamu di situ. Pada kuliah pertamanya, ia mengkritik
pendidikan di Cambrigde saat itu yang tidak banyak menaruh perhatian terhadap
matematika dan fisika.
Dalam
dunia politik ia termasuk kelompok pendukung kerajaan tetapi dalam berbagai
kesempatan ia mengkritik kelompok ini juga. Berkali-nali ia terancam hidupnya.
Untunglah, pipimannya selalu menyematkan Isaac garrow ini dari ancaman politik.
Pimpinannya menyatakan bahwa Isaac Barrow merupakan satu-satunya orang yang
terpandai saat itu di antara para ilmuwan saat itu.
Pada
suatu waktu, Isaac Barrow membela kebijakan universitasnya dengan menyatakan
bahwa bahasa Yunani dan Latin merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk
menjadi dasar dalam menuntut ilmu.
Dalam
berbagai pertemuan, ia meminta agar para mahasiswa giat menuntut ilmu dengan
tetap di bawah bimbingan moral dan teologi. Ia sendiri juga memberi contoh.
Setelah memperoleh gelar M.A. ia masih belajar sendiri bidang astronomi dan
geometri, tanpa meningalkan hidup yang baik dan saleh.
Ia
memperoleh kesempatan menduduki prosesor dalam bahasa Yunani, tetapi dengan
halus menolaknya dengan mengatakan bahwa ia belum mampu menerima posisi itu.
Pada
tahun 1655, ia pergi ke Paris atas biaya Universotas Cambrigde. Kabarnya, di
Paris ia agak kecewa karena tidak menemukan ahli-ahli matematika sebagai tempat
ia berguru.
Tahun
berikutnya ia pindah ke Florence selama delapan bulan. Selama di Florence, ia justru
mempelajari tentang ‘uang’. Pelajaran itu menuntunnya menjadi salah seorang
kolektor uang logam yang tersohor.
Selain
itu ia juga menulis tentang aljabar. Ia menemui Vincenzo Viviani, salah seorang
murud Galileo yang terakhir. Dalam perjalanan selanjutnya ia pergi ke Turki dan
kemudian kembalai ke London. Saying, ketika itu terjadi kebakaran di kapal yang
ia tumpangi sehingga tulisan-tulisan Isaac Barrow juga habis terbakar. Lima
tahun kemudian ia tiba di Universitas cambrigde.
Pada
usia 29 tahun ia menerima pengangkatan sebagai professor bahasa Yunani dengan
gaji 40 poundsterling per tahun. Uang itu tidak cukup untuk hidup walaupun
sederhana. Ia memimpin demo menuntut tambahan tujangan fungsional akademisi.
Dalam
salah satu kuliahnya, ia mendorong agar para mahasiswa tidak menggantungkan
diri pada bahan-bahan yang disampaikan dalam kuliah. Sebaliknya ia mendorong
para maha siswa menuntut ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang lain dengan
materi yang jauh lebih banyak dari pada materi perkilahan.
Karena
kecintaannya pada matematika, ia tinggalkan jabatan professor bahasa dan
memilih menjadi professor matematika di Kolese Gresham. Di kolese ini ia
mengajar geometri dua kali seminggu. Satu kali dalam bahasa Latin satu kali
dalam bahasa Inggris. Ia ingin menerbitkan bahan kuliahnya, namun, ketika
dipinjam kawannya bahan-bahan tersebut hilang tiada berbekas. Kuliah-kuliah itu
berkaitan dengan materi proyeksi ruang dan perspektif.
Ia
merupakan orang pertama yang terpilih sebagai anggota Royal Society pada
pertemuannya yang pertama tanggal 20 Mei 1663. Namun, kontribusi Narrow sangat
minimal. Ia juga ditugasi untuk masuk dalam Komite Astronomi. Tetapi, ia juga
tidak menyumbangkan apa-apa karena tidak diberi imbalan. Selanjutnya, ia
dikeluarkan.
Pada
tahun 1663, di buka posisi Profesor matematika di Cambridge. Ia menjadi orang
pertama yang terpilih menduduki posisi ini. Kuliah pertama dimulai satu tahun
kemudian berisi matemateka dasar, dilanjutkan geometri, matematika Adchimedes,
dan optika. Isaac Newton mengikuti kuliah ini dan beberapa kali terlibat dalam
diskusi yang sangat berbobot dengan Isaac Barrow. Issac Barrow juga mencoba
membuat klasifikasi cabang-cabang matematika. Ia berpendapat aljabar bukan
termasuk cabang matematika tetapi cabang ilmu Logikan. Sebaliknya ia menganggap
geometri merupakan dasar dari IPA matematis dan bilangan hanyalah sekedar
lambang dari besaran-besaran geometri.
Dalam
cabang kalkulus Isaac barrow merupakan sedikit orang yang mempelopori penyatuan
teori-teori integral dan teori-teori diferensial yang kini dikenal dua cabang
itu merupakan sepasang operasi kebalikan.
Pada
suatu tahun, ia mundur dari kedudukannya sebagai professor matematika dan
menyerahkannya kepada Isaac Newton, mantan muridnya, karena ia menganggap
Newtonlah yang lebih pantas menempati posisi professor ini. Ia adalah ilmuwan
yang pandai tetapi sangat lapang dada. Pada saat ada orang yang lebih kompeten
ia dengan ikhlas mengakuinya. Memang itulah hakekat seorang ilmuwan yang sesungguhnya,
hidup saling menghargai.
Leibniz
Fried
Wilhelm Leibniz dilahirkan di Leipzig, Jerman, pada 1 Juli 1646. Ia putra
seorang professor filsafat moral. Ia belajar sendiri bahasa Latin dan Yunani
pada usia yang masih kanak-kanak. Sebelum umur dua puluh tahun, berkat
kemahiran kedua bahasa tersebut, ia sudah menguasai isi buku-buku standar saat
itu pada bidang matematika, filsafat, teologi, dan hukum. Dengan alasan masih
terlalu muda, ia ditolak menjadi profesor bidang hukum di Universitas Leipzig.
Namun, kemudian justru ia menulis buku tentang pengajaran ilmu hukum dengan
pendekatan historis yang sangat brilian. Berkat buku itu ia diangkat sebagao
komisi rekodifikasi peraturan-peraturan. Mulai saat itu, Leibniz bekerja
sebagai anggota diplomatik hingga akhir hayatnya. Tugas profesionalnya beragam,
ia seorang pustakawan dan penasehat hukum. Ia juga banyak bepergian
mengelilingi seluruh daerah Eropa. Dalam perjalan tersebut ia tetap mengunngi
para ilmuwan yang tinggal di kota-kota yang ia kunjungi.
Daftar
karyanya sama panjang dengan daftar aktivitas semasa hidupnya. Dalam bidang
matematika ia tidak hanya menulis topologi, tetapi juga peletak dasar-dasar
kalkulus. Dalam logika ia menulis tentang sistem biner. Sebagai fisikawan ia
menulis tentang mekanika lanjut yang kita kenal sekarang sebagai teori
momentum. Ia juga menulis tentang linguistik, sejarah, estetika, moral, serta
teori politik.
Karena
banyak bidang yang dijelajahi, terkesan bahwa karya-karyanya tidak menampilkan
gagasan yang tuntas. Kalau dibelakang hari ditemukan pemikiran yang ‘untuh’
dari Leibniz, itu berasal dari banyak tulisan-tulisan baik yang berupa
manuskrip maupun surat-suras korespondensi dengan teman sejawatnya.
Tulisan-tulisan tersebut selanjutnya dikompilasi oleh para ‘pemujanya’.
Karya-karya
besarnya adalah: Principal Works:
*
De Arte Combinatoria (‘On the Art of Combination’), 1666
*
Hypothesis Physica Nova (‘New Physical Hypothesis’), 1671
*
Discours de mŽtaphysique (‘Discourse on Metphysics’), 1686
*
unpublished manuscripts on the calculus of concepts, c. 1690
*
Nouveaux Essais sur L’entendement humaine (‘New Essays on Human
Understanding’), 1705
*
ThŽodicŽe (‘Theodicy’), 1710
*
Monadologia (‘The Monadology’), 1714
Lambang
integral yang kita kenal sekarang ini merupakan salah satu dari banyak symbol
yang dikenalkan oleh Leibniz sekitar tahun 1684. lmbang ini mirip hurup s yang
merupakan hurup peertama dari ‘sum’ , jumlah. Lambang diferensial ‘dx’ juga
diusulkan olehnya. Ini menunjukkan kegadrungannya akan matematika yang sangat
simbolis abstrak.
Walaupun
karya-karyanya sangat beragam, dan kadang-kadang terkesan ‘dangkal’ ada satu
yang khas majadi misi sepanjang hidupnya, yaitu persatuan dan kesatuan. Ia
yakin, kebenaran akan menyatukan segala hal yang tercerai berai. Mimpinya waktu
itu adalah kembalinya sekte-sekte Proteskan kepada Katolik yang satu. Gereja
harus kembali kepada yang satu di seluruh dunia. Ironisnya, ia sendiri terlibat
perselisihan dengan ilmuwan besar yang lain Sir Isaac Newton yang membawa
perselisihan antara Inggris raya dengan Eropa Daratan. Hingga akhir hayatnya,
mimpi akan persatuan dan kesatuan masih terbawa hingga ke liang lahat.
Abraham de Moivre
BROOK
Taylor dilahirkan di Edmonton, Midlesex, Inggris pada 18 Agustus 1685.
Dibandingkan matematikawan sezamannya, matematikawan yang satu ini, sejak kecil
hidup dalam keluarga yang sangat berkecukupan secara material. Ayahnya,
Natheniel Taylor merupakan salah seorang anggota DPR mewakili daerah pemilihan
Bedforshire. Sebagai anggota Dewan di sana Nathaniel merupakan orang yang
terpandang dan tentu saja terhormat. Ibunya, Olivia Tempest, putri Sir John
Tempets. Orang ini juga sangat terpandang di saat itu.
Brook
tumbuh dan berkembang dalam pendidikan keluarga yang sangat disiplin dari
ayahnya. Namun John Taylor adalah seorang yang sungguh ‘beradap’, ia memiliki
selera yang tinggi dalam seni musik dan seni lukis. Minat ini diturunkan kepada
Brook. Selera musik yang diperoleh dari sang ayah, kelak memungkinkan sejumlah
konsep matematikan yang diterapkan pada bidang musik dan lukis.
Sebagai
anak keluarga kaya, ia berkesempatan mendapatkan guru les privat lebih dini
sebelum masuk Kolese St. Yohanes di cambridge pada tahun 1703. Di Kolese ini
Brook belajar matekatika. Ia lulus dengan sangat memuaskan pada tahun 1709.
Saat itu sesungguhnya ia telah menyelesaikan tulisannya tentang matematika,
tetapi baru diterbitkan setelah 5 tahun kemudian, yaitu Philosophical
Transactions of the Royal Society. Tulisan ini memberi penyelesaian tentang
pusat osilasi dalam sebuah benda. Penyelesaian masalah-masalah mekanika
didekati dengan kalkulus diferensial model Newton. Karya ini menghasilkan
‘perselisihan’ dengan Johann Bernoulli.
Pada
tahun 1712, Brook terpilih menjadi anggota Royal Society. Pengangkatannya lebih
didasarkan pada sejumlah surat yang dikirim kepada Machin dan Keill ketimbang
karya tulisnya yang telah dipublikasikan. Surat-surat itu berisi penyelesaian
masalah Hukum ke-2 Keppler tentang orbit planet-planet tata surya kita. Sebagai
anggota Royal Society, Brook juga ditunjuk sebagai anggota komite penengah
‘perselisihan’ antara Newton dan Leibniz.
Dalam
kurun waktu 1712-1724, Brook Taylor menerbitkan 13 karya tulis dalam berbagai
bidang, di antarnya adalah percobaan kapilaritas, magnet, dan thermometer.
Dalam kalkulus. Kita mengenal Ekspansi Taylor yang dengan mudah ditemukan dalam
buku-buku kalkulus dewasa ini, seperti disajikan berikut ini.
Beberapa surat yang dikirimkan ke Machin dikomentari sebagai tulisan anak ingusan karena menggunakan frasa seperti: “Sir Isaac Newton’s series” to solve Kepler’s problem, atau juga “Dr Halley’s method of extracting roots” of polynomial equations.
Beberapa surat yang dikirimkan ke Machin dikomentari sebagai tulisan anak ingusan karena menggunakan frasa seperti: “Sir Isaac Newton’s series” to solve Kepler’s problem, atau juga “Dr Halley’s method of extracting roots” of polynomial equations.
Sejarah
matematika mencatat sumbangan Brook Taylor dalam perkembangan Kalkulus sangat
besar. Tetapi, sejarah pribadinya dicatat penuh dengan sederat tragedy. Banyak
tragedy menyambangi hidupnya. Perkawinan yang pertama, tidak direstui ayahnya
walaupun istrinya datang dari keluarga bangsawan tetapi miskin. Hubungan
ayah-anak terputus selama tiga tahun. Istri pertama meninggal (1723) karena
melahirkan disusul dengan anaknya satu tahun kemudian. Perkawinan kedua (1725)
yang dilangsungkan dua tahun setelah itu, mendapat restu ayahnya. Hubungan
ayah-anak kembali membaik, hingga sang ayah meninggal empat tahun kemudian
(1729). Satu tahun kemudian, istri kedunya juga meninggal (1730) karena
melahirkan. Syukurlah. Putrinya, Elisabeth selamat. Si bayi Elisabeth
ditinggalkanya selama-lamanya pada usia satu tahun. Brook Taylor meninggal
dunia pada hari ini (30 Desember) 1731.
Hidup
manusia memang suatu misteri iman. Di sana ada suka dan ada duka yang membentuk
suatu senyawa kehidup seseorang. Kajayaan Brook taylor dalam Kalkulus tidak
membeaskannya dari serangkaian tragedi dan sebaliknya tragedi-tragedi yang
dialaminya tidak menyurutkan penjelajahannya dalam dunia matematika. Suka dan
duka terintegrasi dalam hidup seseorang, juga pada Brook Taylor.
Joseph Louis Lagrange
Joseph
Louis Lagrange dilahirkan di Turin, Italia tanggal 25 Januari 1736. Ia
bersama-sama dengan Leonhard Euler dipandang sebagai matematika terbesar pada
abad ke-18. Bahkan, bagi Joseph Louis Lagrange, sudah dianggap besar semasa
masih hidup.
Ia
berdarah campuran Italia-Perancis. Kakek buyut dari sisi ayah adalah seorang
kapten kavaleri Perancis yang meninggalkan Perancis bekerja di Kerajaan Savoy,
Sardinia. Ayahnya, Giuseppe Francesco Lodovico Lagragia adalah seorang
bendahara Dinas Pekerjaan Umum Turin. Ibunya, Teresa Grosso adalah anak
satu-satunya dokter umum yang ada di cambiano dekat Turin saat itu. Karena itu,
Joseph kecil hidup dalam kemewahan yang jarang dimiliki teman-temannya. Namun,
karena spekulasi, ayahnya jatuh bangkrut. Joseph Louis Lagrange harus hidup
dengan kemampuannya sendiri. Ia sendiri lebih senang menunjukkan dirinya
sebagai orang Perancis dengan menuliskan namanya dalam bentuk Perancis sebagai
Lodovico LaGrange atau Luigi Lagrange.
Oleh
ayahnya, ia diharapkan menjadi seorang ahli hukum dan tampaknya ia memang
menerima arahan itu. Di Kolese Turin ia mengambil bahasa Latin dan tidak
memiliki antusiasme untuk mempelajari matematika. Nilai geometrinya saat itu
sangat rendah. Minat terhadap matematika tumubuh ketika ia membaca karya Edmond
Halley (1656-1742) seorang astronom dari Inggris yang menjadi salah satu
pendukung ‘berat’ Newton. Karya Halley (1693) yang dibacanya membahas penerapan
Aljabar pada optika. Karya itu sangat menarik baginya ditambah oleh guru
fisikanya (Beccaria) yang juga sangat bagus dalam mengajar. Sejak itu, ia
memutuskan karernya dalam bidang matematika.
Memang,
seluruh hidupnya didekasikan pada matematika. Walaupun ia tidak pernah menerima
didikan dari para ahli matematika. Ia, justru banyak belajar sendiri pada usia
17 tahun. Ia seorang otodidak dalam matematika. Satu tahun kemudian ia menulis
“surat” matematika yang ditujukan kepada matematikawan Giulio Fagnano dengan
nama Luigi De la Grange Tournier. Dari tulisan ini memang terbukti bahwa ia
tidak mendapat bimbingan seorang matematikawan. Ia membuat perbandingan antara
teori Binomial dan direvatif dari hasil kali fungsi.
Sebelum
diterbitkan dalam bahasa Italia, ia mengirimkannya ke Leonhard Euler yang saat
itu menjabat Ketua Akademi Prusia di Berlin dalam bahasa Latin. Satu bulan
kemudian, ia dibuat marah karena ia menemukan tulisannya itu dalam
keroespondensi antara Johaan Bermoulli dan Leibniz. Ia mengira bahwa karyanya
dibajak. Namun demikian, peristiwa ini justru sebaliknya meningkatkan Lagrange
untuk dengan sungguh-sungguh mendalami matematika.
Ia
mulai menulis tentang tautokrinik, sebuah kurva titik berat benda yang selalu
melewati sebuah titik tetap pada waktu yang sama walaupun berangkat dari posisi
yang berbeda-beda. Tulisan ini diselesaikan pada akhir tahun 1754 dan dipandang
sebagai salah satu saingan bagi kalkulus. Ia kirimkan ke Euler bersama-sama
dengan tulisan tentang metoda mexima dan minima. Surat ini dikirim pada tanggal
25 Agustus 1755. Euler membalas surat itu tangga; l 6 September dan menyatakan
bahwa Euler sangat tertarik dengan karya anak muda ini. Atas dorongan Euler,
Joseph Louis Lagrange pada usia 19 tahun diangkat menjadi professor matematika
Royal Artillery School di Turin pada 28 September 1755. Suatu penghargaan bagi
‘anak’ muda yang memiliki dedikasi dan talenta dalam bidang matematika dan
menunjukkannya kepada dunia bahwa bukan karena senioritasnya.
Pada
tahun 1755 ia mengirimkan tulisannya tentang penerapan kalkulus pada mekanika
kepada Euler. Selanjutnya Euler konsulatsi kepada Pierre Louis Moreau de
Maupertuis (1698-1759), seorang matematikawan Perancis yang saat itu menjabat
sebagai Presiden Akademi Berlin tentang matematikawan muda yang sangat berbakat
ini. Euler meminta agar Lagrange di angkat menjadi Ketua Akademi Prusia. Euluer
juga mengatakan kepada Lagrange bahwa posisi di Akademi Prusia lebih tinggi
dari pada di Turin. Namun, Lagrange dengan halus menolak tawaran itu. Karena
yang dicari bukan posisi tetapi kesempatan mengabdikan diri sebagai
matematikawan secara total.
Lagrange
sangat berkontribusi pada perkembangan analisis, teori bilangan mekanika klasik
dan mekanika perbintangan. Pada usia dua-puluhan, ia menjadi sangat terkenal
karena karyanya tentang usikan gelombang serta kurva maxima dan minima. Ia
menulis buku Mekanika analitis pada tahun 1788 yang hingga kini dipandang
sebagai buku yang standar.
Joseph
Louis Lagrange dikenal sebagai penulis yang handal. Disebutkan bahwa tidak ada
satu bagian pun yang memberi celah untuk dikoreksi. Selain itu,
tulisan-tulisannya sangat ringkas dan padat. Karena itu, ia dikenal sebagai
pelopor penulisan ilmiah modern yang ditandai dengan sifatnya lurus, ringkas,
padat, lengkap dan teliti. Ia meninggal 10 April 1813 di Paris, Perancis. Salah
satu warisan untuk para pecinta matematika adalah memoarnya: “Seandainya saya
kaya, saya tentu tidak akan mengabdikan diri dalam bidang matematika”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar